Tasikmalaya, Bidang Liturgi – Bagaimana perasaan bapak / ibu saat ini, di Hari Raya Natal ini?.. gembirakah?.. (mungkin karena lihat dekorasi yang indah, banyak makanan enak, atau dengar lagu-lagu yang bagus ?)” atau lelahkah?.. (menjadi panitia, petugas liturgi atau lelah membalas pesan di whatsapp ?) Begitulah kira-kira yang dikatakan Romo Michael Gratia Sekundana mengawali homilinya di Misa Hari Raya Natal 25 Desember 2022 di gereja Hati Kudus Yesus Tasikmalaya.
Beliau kemudian berbagi akan cerita temannya yang seorang imam dan bertugas di daerah terpencil, pedalaman di Indonesia (beliau tidak mengatakan nama daerahnya). Sebuah daerah yang terepncil, yang keci kemungkinannya untuk mendapatkan hal-hal yang menggembirakan seperti yang kita jumpai tadi. Setiap kali natal datang, dia memaknainya secara tersendiri, yang dia gunakan untuk mengisi daya (charge) iman dan semangatnya bertugas di daerah tersebut. Memahami dan memaklumi keadaan yang ada di lingkungan sekitarnya, dan kembali fokus bertugas melayani umat di sana. Natal adalah " Lahirnya Juru Selamat Manusia ". Allah turun ke dunia, lahir menjadi manusia. Menjadi manusia yang bisa dikenal oleh manusia.
Ada tiga makna penting yang dia maknai dari kelahiran Allah menjadi manusia, yaitu: peduli, memberi dan rendah hati. Tiga makna natal ini membuatnya seperti dicharge kembali iman dan semangat untuk turut serta bersikap peduli, bersikap memberi dan tetap rendah hati dalam tugas dan pelayanannya.
Jadi saat berfoto di depan dekorasi natal dan kita upload ke media sosial, jangan salah fokus! Bukan indahnya dekorasi dan suasana gembira yang menjadi fokus maknanya, tetapi siapa yang ada di dalam kandang, bayi yang dibungkus dengan kain lampin itulah yang menjadi fokus makna natal yang sebenarnya.