hkytasik.org
Tasikmalaya. Bidang Pewartaan - Gereja mendukung (bahkan mendorong) umatnya untuk aktif terlibat dalam politik di negara ini. Tetapi Gereja sebagai institusi rohani tidak perlu terlibat dalam aksi politik praktis, juga tidak perlu mendukung partai politik tertentu. Gereja harus tetap netral, agar tidak memecah belah umat. Begitulah kira-kira yang dikatakan Romo Mikael Gratia Sekundana dalam acara Pembekalan Pertemuan Adven 2022, hari Selasa 23 November 2022 di aula bawah paroki.
Beliau menyampaikan bahwa arti politik adalah usaha yang ditempuh warga Negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Tentu saja hal ini harus didukung sebagai perwujudan untuk menjadi “menjadi garam dan terang dunia”. Sementara politik praktis adalah suatu kegiatan dan aktifitas atau gerakan yang dapat mempengaruhi pandangan, pendapat masyarakat tentang suatu keputusan atau kebijakan pemerintah, atau bahkan dapat merubah keputusan pemerintah itu sendiri jelasnya.
Partai politik memang sering disebut sebagai kendaraan politik. Melalui partai politik inilah, golongan atau sekelompok orang menyampaikan aspirasi politiknya yang tidak jarang juga digunakan sebagai alat untuk memaksakan kehendaknya. Partai politik selalu cenderung untuk mengutamakan kepentingan kelompok partainya, sekalipun dengan embel-embel untuk kepentingan negara. Namun demikian partai politik tetaplah sah dalam sebuah negara yang demokratis di mana warganya bebas menyampaikan pendapat / aspirasinya. Gereja bukanlah lembaga yang anti-politik, dan berkewajiban menyinari/menerangi kegiatan politik, sehingga negara terbawa kepada tujuan yang benar, sesuai dengan cita-cita Proklamasi dan cita-cita reformasi negara ini.
Gereja sudah sepatutnya menggembalakan umatnya yang berpolitik praktis sekaligus menyadari posisinya sebagai agen Kerajaan Allah di bumi ini, yang mempunyai tugas turut menegakkan kebenaran dan keadilan untuk seluruh rakyat Indonesia bahkan umat manusia seluruhnya. Namun tidak sepatutnya berjuang untuk membangun masyarakat untuk kelompoknya sendiri. Gereja tidak perlu berpolitik praktis secara langsung, tetapi gereja mendukung umatnya dan menggembalakan mereka secara benar, yakni orang-orang yang kompeten di dalamnya, sehingga tidak menyimpang dari esensinya, yakni menjadi garam dan terang Kristus dalam dunia ini. Dengan demikian, gereja mendatangkan sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta ini.