Tasikmalaya - Lingkungan St. Yohanes. Ada sesuatu yang menarik pada pertemuan I APP di lingkungan St. Yohanes yang diselenggrakan pada Hari Selasa 28 Februari 2023 kali ini, yang membuat para peserta berfikir dan membaca Kitab kejadian 1 dan 2 secara lebih teliti. Tema APP di Keuskupan Bandung tahun ini adalah “Keadilan Ekologis Bagi Seluruh Ciptaan: Semakin Mengasihi dan Lebih Peduli”. Pada Pertemuan I ini, Inspirasi Kitab Suci diambil dari Kitab Kejadian 2 : 1 -10.
Pertemuan APP ini dihadiri belasan warga. Setelah bacaan Kitab Suci selesai dibaca, fasilitator justru merngaku bingung setelah membaca berulang-ulang kutipan Kitab Suci tersebut saat persiapan pertemuan ini. “Kok ada kontradiksi dengan Kejadian 1, tentang kisah penciptaan?”. Fasilitator mengatakan “Dalam Kejadian 1, manusia diciptakan setelah tumbuh-tumbuhan tetapi dlam Kejadian 2 tumbuhan diciptakan setelah manusia. Ini mana yang betul? Semua peserta kemudian membaca kembali bacaan dan sebagian yang lain membuka handphone membaca Kejadian 1.
Namun belum selesai pertanyaan fasilitator dibahas, peserta lain juga bertanya, “Dalam kejadian 1 ayat 29 dan 30, manusia dan binatang diperintahkan makan tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan bukannya bisa habis karena dimakan hewan dan manusia, sementara hewan tidak ada yang memakannya, hewan bertambah banyak sementara tumbuhan berkurang karena jadi makanan mahluk lain. Ini tentu tidak ekologis karena tidak ada siklus rantai makanan?” katanya, membuat pertemuan semakin terdiam.
“Menurut saya tumbuhan tidak akan habis, karena akan tumbuh lagi dan tumbuh lagi setelah dimakan” seorang peserta mencoba menjawabnya.
“Coba kita bayangkan dunia sebagai padang rumput sebesar lapangan sepakbola, dan seluruh hewan sebagai dua ekor kambing” penanya mencoba mengilustrasikan. “Tahun pertama mungkin cukup dengan rumput yang ada untuk makanannya. Namun tahun-tahun berikutnya kambing akan bertambah banyak dan memenuhi padang rumput. Bagaimana kambing tersebut bisa makan? Apakah harus berpuasa menunggu sebulan hingga rumput tumbuh kembali ? ” lanjutnya. Namun fasilitator menyudahi pembahasan dan mengembalikan pada alur yang semestinya, yaitu membahas pesan apa yang ingin disampaikan bacaan tersebut pada pertemuan ini.
Dua pertanyaan spontan dari warga ini berkaitan dengan iman. Hal ini tentu tidak bisa dipandang ringan dan dibiarkan menggantung tanpa jawaban. Pertanyaan ini jangan dianggap sedang menyerang isi Kitab Suci, namun justru menunjukkan perhatiaan lebih dari warga akan Kitab Suci untuk pengetahuan iman yang lebih baik. Pertanyaan ini juga telah mewarnai pertemuan lingkungan yang seringkali bersifat formalitas.
Tidak ingin pertanyaan ini tak terjawab dengan jelas, maka lingkungan setuju jika kedua pertanyaan tersebut dicarikan jawabannya dari sumber resmi dan terpercaya, dan bisa disampaikan pada pertemuan APP selanjutnya. Lingkungan menanyakan lebih lanjut kepada para pastor di Paroki Tasikmalaya, dan pertanyaan tersebut bisa disampaikan pada Pertemuan APP ke 4, yang diselenggarakan pada Hari Senin, Tanggal 20 Maret 2023. Adapun penjelasannya kira-kira sebagai berikut:
Pertanyaan pertama, apakah ada kontradiksi Kisah Penciptaan dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2?
Secara prinsip , kita percaya bahwa tidak ada kontradiksi dalam Alkitab. Kejadian 1 dan Kejadian 2 mengisahkan tentang penciptaan yang sama, namun dengan penekanan sudut yang berbeda (tidak dengan cara yang sama, namun dalam waktu yang sama. Bagaimana dalam prmasalalahan ini? Kita bisa mengharmoniskan antara keduanya yaitu dengan penafsiran sebagai berikut:
1. Kejadian 1 lebih menekankan adanya suatu urutan dalam kisah penciptaan, Kejadian 2 tidak menekankan urutan, namun berfokus pada penciptaan manusia. Semua hal-hal yang lain yang diciptakan sebelum dan sesudah manusi, senantiasa merujuk pada manusia;
2. Perkataan tumbuhan yang dipakai di Kejadian 1 dan Kejadian 2 adalah berbeda. Di Kejadian 2 memakai kata tumbuhan yang mempunyai konotasi tumbuhan yang memerlukan bantuan manusia untuk tumbuh, sperti tanaman yang perlu digarap. Oleh karenanya tanaman jenis ini hanya mungkin ada kalua manusia sudah ada;
3. Kejadian 1 dapat saja menceritakan tentang kisah penciptaan seluruh dunia, dengan urutan-urutan seperti yang dikisahkan. Sementara dalam kejadian 2, dapat saja menceritakan apa yang terjadi di taman Eden.
Pertanyaan kedua, mengapa manusia dan binatang semua diperintahkan untuk makan tumbuh-tumbuhan, yang berarti tidak ekologis karena tidak ada keseimbangan ekosistem?
Kitab Kejadian ditulis jauh sekali setelah penciptaan terjadi, dan tidak ada seorangpun yang melihat langsung saat penciptaan itu dilakukan. Kitab kejadian disusun kira-kira 1445 SM – 1400 SM dalam situasi / keadaan pengetahuan serta pemahaman yangmasih sederhana jika dibandingkan dengan tingkat pengetahuan saat ini. Kitab Kejadian disusun atas dasar refleksi penulis pada waktu itu, jadi bukan atas dasar kegiatan ilmiah dengan bukti empiris yang lengkap.
Tujuan penulisan Kitab Kejadian lebih pada penyampaian bahwa Allah yang bertindak dan ciptaanNya sebagai hasil tindakanNya. Allah yang menciptakan alam semesta dan segala isinya, baik yang sudah terungkap maupun yang belum terungkap sebagai ciptaanNya. Dalam keadaan sekarang inipun, melalui ilmu penetahuan, masih banyak ciptaaNya yang belum terungkap, baik sifat dan keberadaanya.
Ekologi adalah ilmu yang relative modern dan muncul di tahun 1800 an, maka jelas akan kurang pas jika diterapkan dengan kitab kejadian. Maka tidaklah mungkin mempertanyakan perihal pengetahuan modern saat ini seperti atom, ion listrik, gelombang elektromagnetik ataupun system informatika yang saat ini terungkap pada Kitab Kejadian. Jelas ini tidak akan menemukan jalan terang. Namun jika Kitab Kejadian dipahami dengan iman pasti akan sinkron dan menemukan jalan terang.
Demikianlah dari diskusi pertemuan APP rupanya bisa memberikan pengetahuan lebih, di luar tujuan pertemuan yang telah ditetapkan. Semoga dari pertanyaan dan jawaban akan semakin menambah wawasan dan iman umat di lingkungan.